Sabtu, 23 Maret 2013

10 Penjara Bawah Tanah di Indonesia


10 Penjara Bawah Tanah di Indonesia

10. Penjara bawah tanah Benteng Vastenburg, Solo.
Benteng megah di tengah Kota Bengawan ini, sekarang tinggal seonggok bangunan yang tak berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat. Dalam konteks morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan penting yakni pusat hubungan Solo-Semarang. Kota Solo dalam periode XVIII-XIX, sebagai pusat perdagangan dan ditandai perkembangan kota kolonial. Uniknya, perkembangan ini tercipta dalam nuansa kekuasaan tradisionalistik Kerajaan Kasunanan Surakarta.Di tempat itu, kekuatan pasukan Belanda dipusatkan. Konon, juga ada semacam bungker bawah tanah yang cukup luas di bawah benteng. Bungker tersebut digunakan untuk penjara para tawanan. Hal itulah yang membuat tempat tersebut tak dimungkinkan jika dijadikan bangunan bertingkat.9. Penjara Bawah tanah Benteng Pendem, Cilacap.
Siapa sangka di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, seperti Cilacap menyimpan sebuah benteng yang sangat unik. Benteng itu bernama Benteng Pendem (Kusbatterij Op De lantong Te Tjilatjap) yang dulunya di tahun 1861 merupakan benteng pertahanan tentara Hindia Belanda saat menghadapi bangsa Indonesia.Benteng di pesisir pantai Teluk Penyu ini menempati area seluas 6,5 hektare dengan beragam fasilitas wisata, seperti benteng, terowongan, landasan meriam, penjara bawah tanah, barak, ruang dapur, ruang senjata, jembatan kolam, gardu pos yang berisi peta strategi Belanda, kolam pemancingan, tempat istirahat, gazebo, ayunan dan sejumlah patung dinosaurus.8. Penjara bawah tanah Benteng Malborough, Bengkulu.
Benteng Marlborough merupakan salah satu objek wisata sejarah yang terdapat di Kota Bengkulu. Objek wisata Benteng Marlborough terletak di Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Benteng ini menjadi pusat kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Benteng berbentuk segi-empat dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170 meter. Benteng ini didirikan oleh The Britsh East India Company pada tahun 1713 dan selesai pada tahun 1719.Di benteng bagian barat daya terdapat di sebelah kiri dan kanan lorong benteng. Di sebelah kiri terdiri dari 7 lokal atau ruangan. Dinding ruangan tersebut dari pasangan batu kali, batu karang, bata dengan mempergunakan perekat campuran kapur, pasir dan tepung bata. Disamping ruangan tersebut terdapat juga ruangan yang teretak di bawah kaki kura-kura barat daya, yaitu rungan penjara bawah tanah, yang terdiri dari tiga ruangan yang keadaanya sangat gelap.7. Penjara bawah tanah Benteng Rotterdam, Makassar.
Fort Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat pintu masuk benteng ini terdapat patung salah satu raja Gowa yang terkenal Sultan Hassanudin.6. Penjara Kalisosok, Surabaya
Kalisosok adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada tahun 1960-1970 an yang sedang panas-panasnya. Kisah penjara kalisosok tak lepas dari kisah penjara bawah tanahnya.5. Penjara Sukamiskin, Bandung
Merupakan salah satu penjara yang pernah mengurung Bung Karno. Penjara Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah Belanda. Penjara tersebut dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada 1924. Dalam penjara terdapat 552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar 480 narapidana. Bangunan asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara Sukamiskin. Bahkan, ruang bawah tanah yang dipakai untuk penjahat berbahaya masih tetap dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah tanah tersebut tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak dipergunakan lagi. Sejak 1945, penjara bawah tanah sudah ditutup. Ruangan tersebut kini dipakai sebagai gudang penyimpanan.4. Gedung Polwiltabes Surabaya
Gedung ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol Anang Iskandar menjadi Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama menjadi utuh lagi. Bunker untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun tidak lagi dihuni.Gedung utama ini memiliki empat ruangan utama. Semua ruangan itu termasuk kusen pintunya tidak ada yang berubah. Sekarang Kapolwil, Wakapolwil dan sejumlah kabag menempati gedung ini. termasuk ada ruang rapat dan lobi yang langit langitnya tinggi. Di bawahnya ada penjara bawah tanah yang tingginya satu meter. Pintu masuknya ada dua, namun sekarang yang terlihat hanya satu di sisi utara.
3. Gedung Merdeka, Bandung
Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.Pada usianya yang lebih dari satu abad, gedung ini masih menyimpan banyak cerita. Selain ruangan bawah tanahnya yang penuh tanda tanya, termasuk penjara bawah tanahnya. Satu terowongan bawah tanah di sekitar ruangan bawah tanah itu juga disinyalir menghubungkan Gedung Merdeka dengan gedung tua lainnya.Jalan masuk ke ruang bawah tanah di Gedung Merdeka dapat diakses dari pinggir gedung itu, tepatnya dari Jl. Cikapundung Timur. Pintu masuk ruangan bawah tanah berada di depan gedung yang dulunya berfungsi sebagai Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Jika tidak saksama, pintu masuk ke ruang bawah tanah tidak akan terlihat. Namun, jika diperhatikan, lorong menurun selebar satu meter dan tinggi sekitar dua meter.
2. Museum Fatahillah, Jakarta
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
1. Gedung Lawang Sewu, Semarang
Gedung yang sudah sangat terkenal dengan wisata angkernya ini berada di Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.Pada masa penjajahan Jepang, Ruangan bawah tanah gedung ini dirubah menjadi Penjara bawah tanah atau dikenal sebagai Penjara Jongkok, hal ini karena penjara ini memiliki luas ruangan yang sempit dengan atap yang rendah.Penjara bawah tanah Lawang Sewu ini sering dijadikan sebagai tempat eksekusi para pemuda Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap Jepang dan jasad-jasad mereka dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung ini. Saksi bisu perlawanan bangsa Indonesia ketika penjajahan Jepang.

SUMBER:http://indonesiaismy.blogspot.com


6 Bangunan yang Diprakarsai Oleh Presiden Soekarno



6 Bangunan yang Diprakarsai Oleh Presiden Soekarno


Presiden Soekarno adalah presiden Indonesia yang pertama. Selain dikenal sebagai orator ulung, beliau dikenal pula sebagai seniman. Berikut ini adalah bangunan di Indonesia yang berdiri atas prakarsanya.
 


1. MASJID ISTIQLAL
 
Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsa Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban. 
blog-apa-aja.blogspot.com
Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah. 

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini. 

2. MONAS 
blog-apa-aja.blogspot.com


 Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. 

Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 Waktu Indonesia Barat. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum. 

3. PATUNG DIRGANTARA 
 
Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. 
blog-apa-aja.blogspot.com
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. 
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965. 

Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat 

4. WISMA TARUNA
blog-apa-aja.blogspot.com 
Wisma Nusantara adalah gedung perkantoran setinggi 117 meter dan 30 lantai yang terletak di Bundaran HI, Jakarta, Indonesia. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1964 dan selesai dibangun pada tahun 1967 dan merupakan gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Gedung ini berada di dekat Hotel Nikko dan berseberangan dengan Hotel Indonesia. 

5. HOTEL INDONESIA
blog-apa-aja.blogspot.com 
Hotel Indonesia adalah hotel berbintang pertama yang dibangun di Jakarta, Indonesia. Hotel ini diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno untuk menyambut Asian Games IV tahun 1962. Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen dan istrinya, Wendy, asal Amerika Serikat. Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together. 

Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemda DKI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret 1993. 

6. STADION GELORA BUNG KARNO
 
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. 

blog-apa-aja.blogspot.com
Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton. 

Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. 


sumber:http://indonesiaismy.blogspot.com

INDONESIA, NEGARA TERINDAH KE-4 DI DUNIA

Survei ini dilakukan oleh First Choice, sebuah situs perusahaan travel asal Britania Raya. Dalam situs resmi surveinya, First Choice meminta para traveler untuk berpartisipasi dalam dua jejaring sosial yakni Twitter dan Pinterest. Partisipan harus mencantumkan foto pada dahsboard (pin) di Pinterest. Sementara di Twitter, mereka mendeskripsikan negara destinasi wisata.

Hasilnya, Latvia yang berada di Eropa bagian Provinsi Baltik menempati posisi pertama dengan 36 persen suara. Dilanjutkan oleh Meksiko, Turki, lalu Indonesia (169 total suara).
Britania Raya sendiri menempati posisi kelima. Selanjutnya, ada lebih dari 100 negara lain hingga posisi terakhir ditempati oleh Sudan. Survei ini baru saja berakhir pada 1 Mei 2012 lalu.

Bayangkan saja, Indonesia berada di posisi lebih tinggi daripada negara-negara yang terkenal indah seperti Italia, Selandia Baru, Kanada, Kroasia, bahkan Swiss dan Prancis! Survei ini berhasil membuktikan pada dunia bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, serta jadi destinasi favorit para turis dari berbagai negara. Berikut posisi 20 besar negara terindah di dunia versi situs First Choice:

1. Latvia
2. Meksiko
3. Turki
4. Indonesia
5. Britania Raya
6. Italia

7. Selandia Baru
8. Brazil
9. India
10. Kanada
11. Irlandia
12. Amerika Serikat
13. Kroasia
14. Swiss
15. Australia
16. Kolombia
17. Yunani
18. Peru
19. Portugal
20. Prancis

Untuk melihat hasil survei, bisa klik di alamat bawah ini:
firstchoice.co.u
k

 Bangganya tinggal di sebuah negara yang indah ini!

Sumber:http://epaper.banjarmasinpost.co.id/

BANGSA INDONESIA DAN ASAL-USULNYA


BANGSA INDONESIA DAN ASAL-USULNYA

Konsep Suku Bangsa
Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya,bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis. Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia yang merupakan gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia.  Proses-proses dalam melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis.

Penentuan suku ditentukan oleh kesepakatan tertentu. Di Indonesia sebagian besar suku mengikuti garis keturunan ayah (patrilinial). Namun ada pula yang menganut garis matrilineal, contohnya suku Minang di Sumatera Barat. Tak menutup kemungkinan bagi suku untuk mengadopsi suku atas garis ayah dan ibu, misalnya suku Jawa. Beberapa suku di Indonesia yang ditentukan berdasarkan percampuran ras, seperti sebutan “orang peranakan” untuk campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, “orang Indo” sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, “orang Mestis” untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, “orang Mulato” campuran ras Negro dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan sebagainya.
Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Menurut para ahli antropologi selain meneliti besar-kecilnya jumlah penduduk dalam kesatuan masyarakat suku bangsa, mereka juga membedakan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia.

 Berdasarkan atas kriteria mata pencaharian dan sistem ekonomi, yaitu:
a. Masyarakat Pemburu dan Peramu (Hunting and Gathering Societies)
b. Masyarakat Peternak (Pastoral societies)
c. Masyarakat Peladang (Societies of Shifting Cultivators)
d. Masyarakat Nelayan (Fishing Communities)
e. Masyarakat Petani Pedesaan (Peasant Communities)
f. Masyarakat Perkotaan Kompleks (Complex Urban Societies)

Konsep Daerah Kebudayaan
Daerah kebudayaan (Culture Area) merupakan suatu penggabungan atau penggolongan (yang dilakukan oleh para ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam masing-masing kebudayaannya beraneka ragam dengan mempunyai beberapa unsur yang serupa.

Konsep daerah kebudayaan dari Wissler
Konsep Culture Area Wissler merupakan pembagian dari kebudayaan-kebudayaan Indian di Amerika ke dalam daerah-daerah yang merupakan kesatuan mengenai corak kebudayaan-kebudayaan di dalamnya. Konsep Culture Area dikembangkan karena kebutuhan Wissler untuk mengklasifikasikan benda-benda dari kebudayaan-kebudayaan suku bangsa Indian yang tinggal terpencar di Benua Amerika Utara ke dalam golongan-golongan tertentu guna pameran di museum.

Suatu Culture Area menggolongkan berpuluh-puluh kebudayaan yang masing-masing berbeda ke dalam satu golongan, berdasarkan atas persamaan dari sejumlah ciri yang mencolok dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut. Ciri-ciri itu tidak hanya berupa unsur kebendaan, seperti alat-alat berburu, alat-alat bertani, senjata, ornamen, bentuk dan gaya pakaian, bentuk tempat kediaman dan sebagainya, tetapi juga unsur-unsur yang lebih abstrak, seperti unsur-unsur sistem organisasi sosial, dasar-dasar mata pencaharian hidup, sistem perekonomian, upacara keagamaan, dan sebagainya. Ciri-ciri mencolok yang sama dalam sejumlah kebudayaan menjadi alasan untuk klasifikasi. Biasanya hanya beberapa kebudayaan di pusat suatu Culture Area yang menunjukkan persamaan-persamaan yang besar dari unsur-unsur alasan tadi. Makin jauh dari pusat, makin berkurang pulalah jumlah unsur alasan yang sama, dan akhirnya persamaan itu habis, lalu mulailah kita masuk ke dalam suatu Culture Area tetangga. Dengan demikian garis-garis yang membatasi dua buahCulture Area tidak pernah jelas, karena pada daerah perbatasan itu unsur-unsur dari keduaCulture Area itu selalu tampak bercampur.

Ras, Bahasa, dan Kebudayaan
Sekelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri ras tertentu yang sama, belum tentu mempunyai bahasa induk yang sama di daerah tertentu. Dengan adanya perbedaan ras antar manusia di dunia ini, akan mencapai kemantapan dalam waktu yang cukup lama ketika manusia menyebar ke seluruh penjuru dunia dan membuat kebudayaan baru dengan induk bahasa yang berbeda.

Perbedaan ras antar manusia di muka bumi mencapai suatu kemantapan sejak beratus ribu tahun yang lalu, ketika persebaran ras-ras homo sapiens mencapai jarak maksimalnya. Kemantapan proses percabangan dan persebaran keluarga bahasa terjadi kemudian, yaitu sejak beberapa puluh ribu tahun yang lalu, sedangkan pembentu kan dan penyebaran aneka warna kebudayaan di muka bumi merupakan proses yang terjadi pada akhir zaman prehistori dan selama zaman histori, yaitu sekitar tiga hingga empat ribu tahun yang lalu.

Pada saat ini, komunikasi antar manusia dan mobilitas manusia di seluruh penjuru dunia makin meluas, maka pembauran antar manusia dari aneka warna ras, bahasa, dan kebudayaan juga makin intensif. Meskipun demikian, untuk keperluan analisis antropologi, secara historis kita perlu mengetahui pola-pola penyebaran yang asli dari aneka warna ras, bahasa, dan kebudayaan di muka bumi.

Suku Bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangakn kesadaran dan identitas tadi sering kali (tetapi tidak selalu) di kaitkan oleh kesatuan bangsa (Koentjaraningrat, 1989:264)Jadi sebenarnya kajian suku bangsa yang paling sedrhana adalah pada kesadaran dari suatu golongan manusia. meskipun ada pengenertian yang lebih luasnya.
Dengan kesatuan kebudayaan suku bangsa yang mempunyai ciri pembeda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa yang lain, tentunya yang memerlukan kajian secara mendalam untuk mendapatkan gambaran utuh tentang bentuk masyarakt tentang kekhasan budaya.

Cara membuat batasan tentang kompleksitas kebudayaan suku bangsa yang beraneka warna di dunia. Ada banyak cara, tetapi cara yang dulu sering digunakan adalah menggunakan kerangka besar untuk membedakan kesatuan masyarakat suku bangsa berdasarkan kriteria mata pencaharian sistem ekonomi ke dalam enam macam:
1.                   Masyrakat Pemburu dan Peramu
2.                   Masyarakat Peladang
3.                   Masyarakat Nelayan
4.                   Masyarakat Petani Pedesaan
5.                   Masyarakat Perkotaan Kompleks

Asal mula dan sejarah suku bangsa
Menurut buku-buku sejarah, bangsa kita berasal dari Indocina. Masih ada juga yang memperdebatkan asal-usulnya. Namun demikian, tidak dapat dibantah bahwa nenek moyang kita berasal dari lokasi tertentu, dan lokasi itu bukan di negeri ini. Apakah itu di Indocina atau Filipina- itu adalah masalah teknis. Yang jelas, bangsa kita berasal dari tempat lain, yang secara pengaturan alam dan surga, datang dan diam di negeri ini.

Bila kita terus bertanya perihal asal mula bangsa kita, pada satu titik, kita akan menyebutkan bahwa manusia berasal dari satu tempat. Buku-buku sejarah yang ada atau pun buku-buku lain yang dipercaya oleh banyak orang bisa menyebut nama dan lokasinya. Kitab Suci misalnya, menyebutkan bahwa manusia berasal dari Taman Eden, yang diperkirakan berada di seputar Irak dan lokasinya diapit oleh dua sungai: Sungai Tigris dan Sungai Euphrate.

Teori Evolusi mencoba memberikan alternatif lain tentang asal-usul manusia. Menurut teori ini, manusia berasal dari binatang; manusia berasal dari eksistensi yang lebih rendah Orang lain bisa berargumentasi dan mempertahankan teori ini. Namun, pandangan Teori Evlolusi sulit diterima. Mayoritas hanya mereka yang tidak percaya kepada Kitab Suci akan menerimanya.

Manusia bukan berasal dari kera, tetapi berasal dari manusia sebelumnya, yang bila ditelusuri lebih lanjut, berasal dari manusia pertama, yaitu Adam. Adam jugalah nenek moyang segala bangsa. Apakah bangsa dari Amerika, dari Eropah, dari Asia, dari Afrika, atau dari Australia- nenek moyangnya adalah satu dan hanya ada satu ras dimuka bumi ini, yaitu ras manusia. Adamlah nama yang paling tepat kalau mau menyebut asal-usul manusia. Begitu juga dengan bangsa Indonesia; nenek moyang kita sama dengan nenek moyang bangsa lain; dan kedua nenek moyang itu berasal dari satu sosok, yaitu Adam.
Karena bangsa kita memiliki satu nenek moyang, tidak pantas membedakan orang Jawa, orangBatak, orang Cina, orang Bugis dan suku-suku lainnya. Tidak pantas membedakan suku yang satu dengan suku-suku lain sekalipun perawakannya, tradisi, bahasa, ataupun kebiasaan dan keberhasilan dalam hidup berbeda. Tidak tepat juga menyebut istilah non-pribumi kepada ras tertentu. Tidak berlaku istilah penduduk asli, yang hanya mengacu kepada keturunan suku Melayu. Hanya ada orang Indonesia. Asal-usulnya satu, yaitu Indocina, atau mau bila ditelusuri, berasal dari Taman Eden.

MENELUSURI ASAL-USUL BANGSA INDONESIA

Darimana asal sesungguhnya Bangsa Indonesia? Ada banyak versi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dari semua versi, keseluruhannya berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami Nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti kuat jika leluhur Bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan. Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku, ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia. Jika melihat catatan penelitian dan kajian ilmiah tentang asal-usul suatu bangsa, apakah masyarakat Indonesia menyadari jika mereka berasal (keturunan) dari leluhur yang sama (satu rumpun)?

Topik dalam tulisan ini sebelumnya sudah sering dibahas di media cetak maupun elektronik, termasuk juga dituliskan oleh beberapa blogger. Sayang sekali di setiap penulisan tidak memberikan penegasan apapun kecuali hanya sekedar informasi umum. Pada prinsipnya, dengan menelusuri asal-usul suatu bangsa, setidaknya akan diketahui gambaran atas pemikiran, paham, ataupun anggapan tentang sikap suatu bangsa.

Menelusuri asal-usul suatu bangsa tidak sekedar membutuhkan bidang ilmu antropologi, akan tetapi sudah masuk ke dalam ranah ilmu genetika. Pada awalnya, penelurusuran hanya didasarkan pada bukti-bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Temuan terbaru cukup mengejutkan karena merubah keseluruhan fakta di masa lalu jika selama ini leluhur Bangsa Indonesia bukan berasal dari Yunan.

Teori Awal Tentang Yunan

       
Teori awal tengan asal-usul Bangsa Indonesia dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968). Berdasarkan kajian mendalam atas kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan. Mereka ini kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa neolitikum (2000 SM hingga 200 SM).

Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum. Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan. Sayangnya, masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip ‘Out of Yunan’.

Teori L inguistik

Teori mengenai asal-usul Bangsa Indonesia kemudian berpijak pada studi ilmu linguistik. Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’. Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.

 Pada prinsipnya, menurut pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia. Istilah Austronesia sendiri sesungguhnya mengacu pada pengertian bahasa penutur. Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar (Afrika), hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.

Pendekatan Teori Genetika
Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’. Sebaliknya, kecocokan pola genetika justru semakin memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik.

Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan). Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyarankan untuk dilakukan perombakan pandangan yang tentang asal-usul Bangsa Indonesia. Dari pendekatan genetika menghasilkan beragam pandangan tentang pola penyebaran bangsa Austronesia. Hingga saat ini masih dilakukan berbagai kajian mendalam untuk memperkuat pendugaan melalui pendekatan linguistik tentang pendekatan ‘Out of Taiwan’.

Jalur Migrasi
Jalur migrasi berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’ bertentangan dengan pendekatan ‘Out of Yunan’. Pendekatan ‘Out of Yunan’ menerangkan migrasi Austronesia bermula dari Utara menuju semenanjung Melayu yang selanjutnya menyebar ke wilayah Timur Indonesia. Pendekatan ‘Out of Yunan’ dapat dilemahkan setelah ditelusuri berdasarkan pendekatan linguistik dan diperkuat pula oleh pembuktian genetika.

Berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’, migrasi leluhur dari Taiwan (Formosa) tiba terlebih dulu di Filipina bagian Utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Diduga migrasi dilakukan untuk memisahkan diri mencari wilayah baru di Selatan. Akibat dari migrasi ini kemudian membentuk budaya baru, termasuk diantaranya pembentukan cabang bahasa yang disebut Proto-Malayo-Polinesia (PMP). Teori migrasi awal bangsa Austronesia dari Formosa disampaikan oleh Daud A. Tanudirjo berdasarkan pandangan pakar linguistik Robert Blust yang menerangkan pola penyebaran bangsa-bangsa Austronesia.

Pada tahap selanjutnya sekitar 3500 hingga 2000 SM terjadi migrasi dari Masyarakat yang semula mendiami Filipina dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Migrasi yang berakhir di Maluku Utara ini kemudian meneruskan migrasinya sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM menuju ke Selatan dan Timur. Migrasi di bagian Selatan menuju gugus Nusa Tenggara, sedangkan di bagian Timur menuju pantai Papua bagian Barat. Dari Papua Barat ini kemudian mereka bermigrasi lagi dengan tujuan wilayah Oseania hingga mencapai Kepulauan Bismarck (Melanesia) sekitar 1500 SM.

Pada periode 3000 hingga 2000 SM, migrasi juga dilakukan ke bagian Barat yang dilakukan oleh mereka yang sebelumnya menghuni Kalimantan dan Sulawesi menuju Jawa dan Sumatera. Selanjutnya, hijrah pun diteruskan menuju semenanjung Melayu hingga ke seluruh wilayah di Asia Tenggara. Proses migrasi berulang-ulang dan menghabiskan masa ribuan tahun tidak hanya membentuk keanekaragaman budaya baru, akan tetapi juga pola penuturan (bahasa) baru.

Penutup
Teori asal-usul Bangsa Indonesia dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ saat ini adalah teori paling mendukung karena disertai bukti linguistik dan genetika. Kesamaan pola budaya Megalitikum hanya bisa menjelaskan pola variasi budaya, akan tetapi belum mampu untuk menjelaskan arus migrasi pertama kali. Pendekatan ‘Out of Taiwan’ pun bukannya tanpa celah. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr Sangkot Marzuki, teori mengenai keberadaan bangsa Austronesia berdasarkan pendekatan genetika juga masih beragam dan belum menemukan titik temu.

Jika ditanya motif suku-suku bangsa ketika itu untuk menggabungkan diri ke dalam NKRI bukanlah semata didasarkan atas kesamaan nasib. Kesamaan asal usul leluhur sangat dimungkinkan bagi melatarbelakangi keinginan untuk menyatukan kembali menjadi suatu bangsa. Kedatangan kolonial Eropa yang meng-kapling wilayah menyebabkan suku-suku bangsa di wilayah penyebaran Austronesia menjadi terpisah secara politik satu dengan yang lain. Tidak mengherankan apabila catatan sejarah Majapahit dan Sriwijaya wilayah meng-klaim Nusantara sebagai wilayah kekuasaan Austronesia.

Kisah tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonesia sesungguhnya masih belum terungkap penuh. Temuan terbaru dari Prof. Dr Sangkot Marzuki bahkan menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat). Perlu kiranya pemikiran atau teori baru tentang asal-usul Bangsa Indonesia dikaji ulang. Untuk awal, setidaknya dengan membebaskan terlebih dahulu paham ‘Out of Yunan’.

Sekalipun belum ditemukan bukti-bukti genetika secara meyakinkan, suku bangsa Austronesia yang menempati gugus kepulauan Formosa (Taiwan) diduga kuat bermigrasi dari wilayah Utara (Cina). Rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa lainnya di Asia Tenggara merupakan filum Bahasa Austrik. Dilihat dari kekerabatan linguistik (hipotesis filum Austrik), semua bahasa di wilayah Tiongkok bagian Selatan memiliki kedekatan (kekerabatan) dengan rumpun Bahasa Austrik. Jika hendak ditarik benang merahnya, maka diskriminasi rasial tidak perlu terjadi di negeri ini. Dengan memahami sejarah masa lalu dirinya sendiri, setidaknya bangsa ini akan lebih bijaksana dalam memberikan sikap.



Sabtu, 16 Maret 2013

PANGERAN DIPONEGORO


Pelajaran Sejarah Indonesia seperti tenggelam di telan waktu. Semakin lama generasi baru semakin lupa sejarah masa lalu Indonesia. Betapa pentingnya kita mengingat jasa para pahlawan. Mungkin kita lupa tentang Profil dan Sejarah Pangeran Diponegoro. Pahlawan masa lalu yang memberi inspirasi melawan para penjajah di masa lalu. Di bawah ini mari kita mengingat sejenak dan mengambil hikmah dari sekilas sejarah singkat perjuangan Pangera Diponegoro.


Profil Pangeran Diponegoro - Asal-usul Diponegoro

Pangeran Diponegoro - 1835
Diponegoro adalah putra pertama dari Hamengkubuwana III, Raja Mataram di daerah Yogyakarta. Terlahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.

Raden Mas Ontowiryo menyadari statusnya sebagai putra seorang selir, Raden Mas Ontowiryo dengan halus menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwana III, atas niatnya mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukan permaisuri. Raden Mas Ontowiryo alias Diponegoro memiliki 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu AntawiryaRaden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.

Pangeran Diponegoro rupanya lebih menyukai kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti inilah yang tidak disetujui Diponegoro.

Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta,Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong.

Lukisan Nicolaas Pieneman, 
"Penyerahan diri Pangeran Diponegero kepada Jenderal De Kock"
 
Perjuangan Pangeran Diponegoro ini didukung oleh S.I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan. Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830 dengan cara licik.

SUMBER: http://era90.blogspot.com/2011/09/profil-dan-sejarah-pangeran-diponegoro.html